Patah Hati Terhebat
Begitu banyak ide dan uneg-uneg di otak gue buat nulis tapi
eksekusinya nihil. Utang nulis tentang IFW aja sampai bulan ini baru kelar dua.
Sibuk nggak sibuk sih, lebih tepatnya gue yang nggak disiplin sama diri
sendiri. Tapi kali ini gue pengen nulis, udah gatel rasanya (beberapa ide gue
tulisnya di buku tulis) haha.
Judul kali ini adalah Patah Hati Terhebat. Kenapa gue punya
ide tentang ini? Karena gue baru aja beresin baca Koala Kumal-nya si Raditya
Dika (oke gue emang telat bacanya). Koala Kumal bercerita tentang kisah-kisah
patah hatinya Raditya Dika, dikemas dengan gaya bahasanya yang lawak, tapi
ngena banget. Nggak cuma patah hati dalam hal percintaan, tapi juga
persahabatan.
Di setiap bab, gue manggut-manggut sendiri kalau ada tulisan
yang berasa atau ngena di diri gue. Oke disini gue bukan mau nge-review buku dia, tapi mengamini beberapa kisah dan quote dia.
Salah satu bab yang bikin gue ngerasa “oh iya nih, ternyata
gitu ya, gue baru sadar” adalah bab Patah Hati Terhebat. Cerita gue emang nggak
ada apa-apanya dibandingkan cerita temen si Dika, tapi satu hal yang sama, cara
pandang gue terhadap apa yang namanya cinta berubah. Kedengarannya lebay ya
hahaha but it’s really happen!
“Setiap orang pasti akan mengalami patah hati yang mengubah cara pandangnya terhadap cinta seumur hidupnya. Cara dia melihat cinta akan berbeda semenjak patah hati itu. Yang jelas, orang setelah mengalami patah hati hebat akan berubah. Kadang perubahannya jadi buruk banget, kayak gue yang nggak bisa pacaran lagi. Kadang, perubahannya membuat mereka jadi homo atau lesbian. Kadang, perubahannya nggak terlalu dahsyat, kayak misalnya jadi nggak gampang percaya sama orang. tapi yang jelas, mereka berubah.” – Trisna dalam Koala Kumal-Raditya Dika
Nggak, gue nggak sampe jadi suka sesama jenis atau lesbian,
gue masih suka sama lawan jenis. Tapi gue jadi nggak gampang percaya sama orang
yang berujung pada gue males untuk pacaran hingga saat ini. Setiap deket atau
dideketin sama cowok, selalu akhirnya gue memilih mundur karena gue nggak bisa
sampai tahap percaya sama nih orang. Bisa jadi awalnya gue yang flirting, tapi setelah dideketin dan sedikit keliatan
dia tipikal cowok yang seperti apa, gue memilih mundur, takut sendiri. Hahaha mindset dimana-mana yang namanya PDKT
pasti manis setelah dapetin jadi hambar masih terus nempel di otak gue.
Kalau ada yang bilang gue belum move on, salah besar. IMO, tanda udah move on nggak selalu punya pacar baru. Sayangnya, beberapa temen gue masih mikirnya ya belum move on. Yang terjadi dulu begitu
nylekit dan dipikir-pikir kok gue bisa sebodoh itu kemakan rayuannya, sikap
manisnya pas pdkt, pacaran sama dia, nggak pernah berpikiran negatif sama dia.
Tapi sayangnya, rasa percaya gue kemudian disalahgunakan untuk ngelaba cewek
lain dan jadilah gue diputusin. Yang selingkuh siapa, yang diputusin siapa -,-
Beberapa temen gue menyarankan untuk mencoba buka hati buat
orang yang deket sama gue. Gue mencoba menuruti. Saat itu pas gue juga sedikit
merasa klik sama tuh orang, tapi yang terjadi malah hampir sama seperti
sebelumnya, anaknya doyan ngelaba juga. Bedanya, gue belum sampe jadian.
Kemudian gue menjadi orang yang sangat pemilih karena takut
kejadian serupa akan terulang. Cukup banyak syarat gue milih cowok, padahal
gue juga bukan siapa-siapa dan gue juga nggak sempurna haha. Tapi ya itu, gue ngerasa harus dapet orang
yang baik supaya kejadian itu nggak akan terulang.
Seperti misalnya syaratnya
cowok itu harus rajin sholat. Ya namanya sholat emang jadi kewajiban kita semua
sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling gampang untuk dijalanin. Menurut gue, kalau dia aja deket sama Allah, pasti
dia tahu bagaimana cara menyayangi makhluk ciptaan-Nya dan nggak menyakitinya.
Juga kalau dia aja bisa ngelaba dan bohong sama Allah misal sholatnya
bolong-bolong atau gimana lah pokonya, berarti bisa juga dong dia bohong sama
kita. Wajar nggak? Dan hal inilah yang selalu membuat gue terkesima sama
cowok-cowok yang selain sholatnya rajin, juga tepat waktu (di kantor misalnya
yang udah sering ketemu).
Misal lagi gue nggak suka cowok perokok ataupun suka minum.
Jadi tuh para lakik yang merokok langsung gue coret, kecuali ada niatan buat berhenti.
Ya kalau sama badannya sendiri aja nggak sayang, gimana sama pasangannya?
Hahaha alasan yang kali ini terlalu maksa sih.
Yang jelas, cara gue memilih dan mempercayai cowok menjadi
berubah sejak kejadian beberapa tahun yang lalu itu. Gue tahu sikap pemilih gue
bisa merugikan diri gue sendiri, tapi sekarang yang menjadi prioritas gue adalah gue mau
memperbaiki diri gue sendiri dulu, ingin menjadi pribadi yang lebih baik, ingin bebas berkarya dan meraih cita-cita. Gue
masih percaya, bahwa orang baik diciptakan untuk orang yang baik pula.
Ada satu quote
yang gue lihat di twitter waktu itu,
Why create a haram love story when a halal love story has already been written for you by Allah SWT
Nampaknya postingan gue kembali absurd haha. Gue nggak lagi nyari pembelaan kok, gue hanya ingin menuangkan apa yang ada di otak gue. Ya kali aja yang suka ngecengin gue bilang gue belum move on baca dan sadar, nggak semua sakit hati bisa dijadiin bahan bercandaan hahaha. Okelah daripada semakin absurd kita sudahi saja tulisan ini dan kembali menulis yang lain. BYE!
Setujuuuuu
ReplyDeletekarena patah hati akan selalu menguatkan hati.
ReplyDelete