Music of the Week : FRAU
Cover album Starlit Carousel |
Minggu ini, telinga saya sedang
dimanjakan oleh suara Frau di kantor. Lirik yang tidak biasa, dikemas dengan
musik yang apik dan alunan Oskar, sang piano digital miliknya, mampu menunjang
semangat bekerja. Sebenarnya tahu tentang Frau sudah cukup lama, namun baru
mendengarkan lagi setelah salah satu teman membaginya di salah satu jejaring
sosial. Langsung buka di soundcloud dan mendengarkan kembali lagu-lagu dari
penyanyi asal Yogyakarta bernama asli Leilani Hermiasih.
Bagi orang awam yang mendengar lagu-lagunya
mungkin akan merasa aneh dengan pilihan kata di setiap lirik lagunya. Bukan jenis
lagu seperti yang kebanyakan orang dengarkan dan sarat makna. Bayangkan saja,
apa yang ada di benak kalian saat mendengar judul lagu ‘Sepasang Kekasih yang
Pertama Bercinta di Luar Angkasa’?
Bicara soal lagu tersebut, Sepasang Kekasih yang Pertama Bercinta di Luar Angkasa merupakan favorit saya di album Starlit Carousel. Bukan, ini bukan kisah cinta alien dan sejenisnya. Lagu ini sebenarnya milik Melancholic Bitch, yang kemudian ia bawakan kembali bersama Ugoran Prasad.
Di rentang waktu yang berjejal dan memburai, kau berikanSepasang tanganmu terbuka dan membiru, engganDi gigir yang curam dan dunia yang tertinggal, gelap membekuSungguh, peta melesap dan udara yang terbakar jauhKita adalah sepasang kekasih yang pertama bercinta di luar angkasaSeperti takkan pernah pulang kau membias di udara dan terhempaskan cahayaSeperti takkan pernah pulang, ketuk langkahmu menarilah jauh ke permukaanJalan pulang yang menghilang, tertulis dan menghilang, karena kita, sebab kita, telah bercinta di luar angkasa
Apa yang ada di benak kalian saat membaca lirik ini? Maknanya tersirat. Yang saya tangkap, lagu ini tentang kisah cinta sepasang kekasih yang tetap utuh meski merasa seluruh dunia menolak kebersamaan mereka. Mereka tetap tegar menghadapi banyak tentangan dari sekitarnya, bahkan membuat dunia mereka sendiri (di kata 'luar angkasa'). Just my opinion.
Lagu lain yang saya suka di
Starlit Carousel adalah Mesin Penenun Hujan ciptaan Lani sendiri. Bercerita
tentang perpisahan, namun bukan seperti lagu galau kebanyakan. Kemasannya manis,
begitu juga dengan liriknya. Mengajarkan kita agar tidak terlalu larut dengan
kesedihan akan perpisahan (putus cinta misal). Seperti kata pepatah, jika kita
ingin melihat pelangi, tak ada salahnya menunggu hujan reda bukan?
Kau sakiti aku, kau gerami akuKau sakiti, gerami, kau benci akuTetapi esok nanti kau akan tersadarKau temukan seorang lain yang lebih baikDan aku kan hilang, ku kan jadi hujanTapi tak kan lama, ku kan jadi awan
Saya bukan seorang pengamat
musik, jadi yang saya tulis disini hanyalah sekelumit pendapat yang ada di otak saat playlist memutar lagu-lagu dari Frau. Akhir kata, maju terus musik indie di Indonesia! Tetaplah berkualitas!
0 comments: