Renungan Hari Ke-10 Ramadan
Serapi apapun rencana yang udah kalian buat, jika Allah SWT tidak berkehendak ya pasti akan batal. Sama halnya ketika sesuatu yang sama sekali nggak kalian rencanakan, namun Allah SWT menghendakinya, pasti akan terjadi.
Jauh di saat saya belum kembali ke Jakarta, saya sudah menyusun berbagai rencana seperti buka puasa bersama teman, belanja bulanan, dan datang ke Sahabat Anak Manggarai (SAM). Juga beberapa agenda lain seperti ngantor dan meeting. Sampai di Jakarta semua masih lancar-lancar saja. Hingga hari kedua masuk kantor lagi, badan mulai berasa ngga fit. Tadinya kepikiran 'oh mungkin semalem salah posisi tidur' karena tidur semalam memang kurang nyenyak. Makin sore badan makin berasa ringkih, lemas. Dan sampai di kosan barulah berasa demam tinggi semalaman.
Kalau kalian anak rantau, ketika kalian sakit cuma belaian ibu yang kalian rindukan. Tapi ini posisinya nggak mungkin pulang lagi karena baru cuti. Bahkan mau ngabarin orang rumah aja takut bikin mereka khawatir. Alhasil tidur malam itu dengan badan panas mata berair pegal dan pusing sempoyongan. Saya putuskan untuk ke rumah sakit terdekat (dekat kos adanya rumah sakit sih huhu) esok harinya.
Bermodalkan GoJek Credit, saya menuju RS MMC. Singkat cerita, Dr. Nazir (internist) menyuruh saya bedrest selama 4 hari (3 hari izin kantor dan 1 hari libur). Jika kondisi belum membaik, Senin kembali lagi untuk cek darah.
Istirahat 4 hari artinya dari tanggal 25 saya harus stay di kosan, yang artinya rencana saya gagal. Tadinya hari itu saya ada janji nonton dengan teman, lalu tanggal 26 nya saya akan menghadiri 20th Wardah Anniversary di Senayan City dan belanja bulanan. Kemudian sepulang kerja di tanggal 27, saya menuju Bogor untuk buka bersama dengan anak-anak kontrakan Jarkasih (semasa kuliah) dilanjut dengan sahur bersama di kosan Usmi dan sorenya datang ke SAM karena sudah memasuki hari terakhir. Akhirnya semuanya hanya dilewati dengan beristirahat di kosan.
Saking sayangnya Allah SWT dengan saya, Allah SWT memberi saya sakit, Allah SWT menghendaki kebaikan terhadap saya. Mungkin jika saya tidak sakit, bisa dibayangkan seboros apa saya minggu ini, apalagi di waktu sudah gajian. Allah SWT tidak menyukai orang yang boros karena boros temannya syaitan. Selain itu, sakit merupakan penebus berbagai dosa dan menghapus segala kesalahan. Inilah bukti sayang Allah kepada hamba-Nya agar selalu dekat dengan-Nya. Alhamdulillah.
Sakit juga tidak menghalangi saya untuk tetap berpuasa. Memang di hari pertama saya sakit saya tidak berpuasa. Namun esoknya saya memutuskan untuk puasa. Momen Ramadan adalah momen yang ditunggu setahun sekali sayang kalau begitu saja dilewatkan. Jadi saya ubah waktu minum obatnya menjadi saat sahur, berbuka puasa dan sebelum tidur. Sakit ini datangnya dari Allah SWT, jadi saya yakin tidak akan terjadi apa-apa ketika saya berpuasa :)
Terkadang kita terlena dengan kesehatan sehingga kita lupa bersyukur atas nikmat Allah SWT yang satu ini. Kemudian Allah SWT memberi kita sakit agar kembali lagi ke jalan-Nya. Maka dari itu, bersyukurlah ketika kalian sehat dan gunakanlah kesehatan itu untuk melakukan kebaikan. Sehat itu mahal harganya, bung! Dan semoga kita selalu dituntun untuk terus berada di jalan-Nya. Amin Ya Rabbal 'Alamin.
0 comments: