#MEMESONAITU... YANG BERANI MERAIH MIMPINYA
Setiap orang pasti punya mimpi, pun dengan saya. Mimpi saya
banyak yang selalu saya tulis di buku (bukan) diary saya.
Dulu sih waktu kuliah, kalau ikut seminar-seminar penuh
motivasi itu, selalu disarankan untuk menulis mimpi-mimpi alias cita-cita kita
agar kita bisa mulai surprise checklist,
apa saja yang sudah tercapai.
Yang jelas dari mimpi-mimpi itu, ada yang sudah ter-checklist sempurna dan ada yang checklist-nya baru separuh hehe. Terutama
soal bekerja. Maklum saya yang benar-benar merantau sendiri ke kota besar ini
sama sekali tidak punya link (atau
bahasa kerennya orang dalem lah ya) untuk bantuin dapet kerja setelah lulus
kuliah. Tentu saja segala cara saya lakukan asalkan halal hahahasikan~
MIMPI #1 : TERJUN KE DUNIA BROADCASTING
Dulu waktu masih SD, saya selalu suka melihat reporter tampil
di stasiun TV, melaporkan berbagai macam kejadian di lapangan. Saya berandai-andai,
jika saya yang ada di layar kaca tersebut, melaporkan kepada pemirsa seperti
apa ya? Apalagi sewaktu SD, saya sering sekali ditunjuk mewakili sekolah di
berbagai lomba, ya ibaratnya udah ga malu lah ya ngomong depan banyak orang.
Saat SMP-SMA, cita-cita menjadi jurnalis itu seolah menguap
begitu saja. Namun angan ini kembali lagi saat saya kuliah dan mulai merantau
ke Bogor. Jurusan kuliah saya yang kurang familiar didengar orang membuat saya
memutar otak, bagaimana caranya saya harus bisa kerja di media. Karena di IPB
ada sistem mayor minor, saya memanfaatkan hal tersebut dengan mengambil minor
Ilmu Komunikasi. Belajar berbagai macam cabang ilmu komunikasi, termasuk
membuat program di radio, wawancara narsum, sampai bikin iklan.
Tapi saya rasa, 5 mata kuliah kurang cukup untuk bisa masuk ke
dunia broadcast. Di saat teman-teman
saya sibuk mengolah hasil penelitian mereka untuk skripsi, saya memilih untuk apply magang di beberapa stasiun
televisi (padahal di jurusan saya nggak wajib magang semester akhir haha). Alhamdulillah
satu lamaran nyangkut di tvOne, sebagai staf Litbang Redaksi.
Selama 3 bulan, saya belajar banyak di divisi tersebut, mulai
dari seperti apa sih pola kerja di TV, bagaimana meriset agar data yang
dibutuhkan tercukupi, menghitung rating
dan share, dan berbagai hal yang
biasa dilakukan di tim riset konten. Beruntung pula, user saya pas magang asyik dan nggak pelit ilmu (salim sungkem sama
Mba Mayya, Mas Arief, Mas Febri).
Berbekal inilah setelah lulus, saya mencoba peruntungan
mendaftar ke berbagai stasiun TV di Jakarta. Tapi jalannya nggak selalu mulus. Saat
saya mendapat panggilan tes dari tempat magang saya dulu, ayah saya tidak
mengizinkan saya berangkat ke Jakarta. Yap, ayah saya tidak merestui saya
bekerja sebagai jurnalis karena dianggap sebagai pekerjaan yang berbahaya bagi
wanita. Alhasil saya didiemin selama satu minggu di rumah. And it was hurt :(
Ayah saya punya satu syarat, kalau mau bekerja di media boleh
asalkan bukan jadi reporter. Pilihan pun semakin sedikit. Tapi mungkin karena
restu orang tua, saya akhirnya bisa bekerja di sebuah TV swasta di Jakarta
sebagai staf riset (awalnya saya kira serupa dengan saat saya magang dulu
rupanya hmmm...) tidak jauh setelah saya wisuda.
Dua setengah tahun lebih saya bekerja sebagai tim riset (yang kadang diperbantukan mengerjakan yang lebih), tiba-tiba saya mendapat tawaran untuk turun ke lapangan, mencari berita langsung dari sumbernya sebagai reporter. Tawaran itu konon katanya datang setelah melihat hasil kerja saya yang dibilang sayang kalau hanya di dalam kantor saja. Sebenarnya agak traumatis takut didiemin lagi sama orangtua, namun ternyata mereka justru merestui sekarang dan sering nanya kapan saya oncam huff.
Dua setengah tahun lebih saya bekerja sebagai tim riset (yang kadang diperbantukan mengerjakan yang lebih), tiba-tiba saya mendapat tawaran untuk turun ke lapangan, mencari berita langsung dari sumbernya sebagai reporter. Tawaran itu konon katanya datang setelah melihat hasil kerja saya yang dibilang sayang kalau hanya di dalam kantor saja. Sebenarnya agak traumatis takut didiemin lagi sama orangtua, namun ternyata mereka justru merestui sekarang dan sering nanya kapan saya oncam huff.
My very first live report huff |
MIMPI #2 : MENJADI WIRAUSAHA PUNYA BISNIS WEDDING PLANNER
Pas ngampus, saya join
di UKM musik di kampus sebagai event
organizer. Memang sebelumnya saya sering ikut kepanitiaan lain pas di
sekolah, makanya pas UKM bernama MAX!! ini menggelar open recruitment, saya daftar. Niatnya sih sebenernya buat batu
loncatan ke UKM lain yang belum dibuka waktu itu, tapi ternyata saya justru
suka dan nyaman di UKM ini.
MAX!! sebenernya UKM musik, dan tim EO nya lah yang menggelar
acara musiknya. Memang awalnya agak bosen, tapi ternyata orang-orang di UKM ini
justru yang merangkul saya dan melatih saya agar tahan banting selama 4 tahun
di bangku perkuliahan haha.
Di tahun terakhir, saya dateng ke nikahannya salah satu GM
MAX!! terdahulu dan merasa takjub saat melihat tim wedding organizer-nya. Saya dan Memeh, temen segeng di MAX!!,
memang pengen punya WO. Terus diiyakan juga sama Iam dan Bari juga Khalid,
Herna dan Dil sehingga terciptalah apa yang dinamakan MAXIS ORGANIZER.
Namanya diambil karena kita sama-sama dari UKM MAX!! IPB, pun tagline-nya “we do as a max is” juga
melambangkan bahwa kita akan bersungguh-sungguh kerjanya seperti kita dulu
diajarin di MAX!! (cieeee~).
Cukup lama bahas akhirnya kita eksekusi di event pertama, acara nikahan Epin Bagas
di Bea Cukai. Senangnya luar biasa. Dari situ mulailah word of mouth dan datanglah job
nikahan lainnya nggak hanya di Jakarta, tetapi juga di Depok dan Bogor.
Nggak cuma WO hari H, tapi kita juga sempet dapet job buat wedding planner. Bener-bener ngonsepin nikahan dari awal, hubungin vendor, dealing, sampai akhir saat hari H. Memang belum sempurna, tapi saya bisa ambil banyak pelajaran dari setiap event, mana yang harus diperbaiki, mana yang harus di-upgrade, dan mana yang harus dipertahankan. Sebagian besar event nikahan, saya jadi project manager-nya :’)
Dan sekarang MAXIS nggak hanya ngurus momen nikahan lho, tapi bisa juga acara lain seperti reuni ataupun gathering. Doakan lancar ya! :3
JADI #MEMESONAITU...
Nggak cuma WO hari H, tapi kita juga sempet dapet job buat wedding planner. Bener-bener ngonsepin nikahan dari awal, hubungin vendor, dealing, sampai akhir saat hari H. Memang belum sempurna, tapi saya bisa ambil banyak pelajaran dari setiap event, mana yang harus diperbaiki, mana yang harus di-upgrade, dan mana yang harus dipertahankan. Sebagian besar event nikahan, saya jadi project manager-nya :’)
Dan sekarang MAXIS nggak hanya ngurus momen nikahan lho, tapi bisa juga acara lain seperti reuni ataupun gathering. Doakan lancar ya! :3
adalah mereka yang berani berusaha dalam meraih mimpi-mimpinya. Saya bukannya mau menonjolkan cerita saya, hanya saja saya yakin, pasti ada jalan bagi kita, mereka yang mau berusaha meraih mimpinya. Tidak semuanya langsung memang, butuh waktu bertahun-tahun untuk dapat mencapainya.
Yap. #MemesonaItu memang bukan hanya kecantikan fisik semata, kulit putih, wajah cantik, tinggi semampai, badan kurus. Tetapi juga mereka yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain, syukur bisa menginspirasi. Dan yang pasti, tetaplah menjadi diri sendiri ya!
Yap. #MemesonaItu memang bukan hanya kecantikan fisik semata, kulit putih, wajah cantik, tinggi semampai, badan kurus. Tetapi juga mereka yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain, syukur bisa menginspirasi. Dan yang pasti, tetaplah menjadi diri sendiri ya!
Kalau ditanya siapa inspirasi saya untuk mantap menjadi jurnalis itu Marissa Anita, sementara kalau di bidang wedding organizer/planner, saya begitu mengidolakan istrinya Rizky Hanggono, Roro Maheswari Yekti, pemilik Adhyakti Wedding, juga sangat mengidolakan Bantu Manten Group. Saya sih pengen suatu saat nanti WO saya bisa jadi seperti mereka. Pasti bisa.
Well, ini arti #MemesonaItu menurut saya, kalau kamu seperti apa? Ceritakan di kolom komentar ya :)
Well, ini arti #MemesonaItu menurut saya, kalau kamu seperti apa? Ceritakan di kolom komentar ya :)
XOXO!
Za
Keceee bingitsss mbak nov. . Berani mewujudkan mimpi yg diinginkan, percaya dan bangga pada diri bsa sampe pada titik ini. #memesona bangeet mbak 😊
ReplyDeleteHihi terima kasih Mba Lucky. Alhamdulillah kalo ada kemauan pasti ada jalan buat usahanya hehe. Selamat meraih mimpi juga ya Mba Lucky :)
DeleteKeren banget, masih muda udah kompak bikin WO/EO.
ReplyDeleteAbis ini kalo liat RTV bakal mantengin mana yg namanya Marissa Anita, hehe
Hehehe makasih Mba Meriska yok yok pake EO kita *kemudian berujung promosi*
DeleteHehe Marissa ada di TV sebelah mbak, ga usah dipantengin saya malu belum sempurna 🙈
Eh salah, Nova Zakiya.. wkwk
ReplyDeleteSalut banget sama mbak Nova, salam kenal ya. Nggak mudah lho untuk bisa yakin kalau kita mampu mewujudkan mimpi kita. :)
ReplyDeleteHai Mba Riska terima kasih ya salam kenal juga :)
DeleteIya betul banget mba, jalannya ga selalu mulus ya huff. Tapi semoga kita bisa mencapai mimpi kita masing masing ya hehe :3
keren mba :) dan aku setuju mereka yang berani mewujudkan mimpi adalah yg berkomitmen untuk terus berusaha ^^
ReplyDeleteHai Makasih Mba Herva hihi yok semangat raih mimpi kita masing masing :3
DeleteYa ampun enerjik banget. Aku suka perempuan2 enerjik, nggak baperan, punya karya, dinamis dll. Mereka benar2 memesona. Melihatnya saja ikut bersemangat :))
ReplyDeletehihi ayo kita jadi bagian dari perempuan perempuan nan energik itu :3
Deleteassek, akhirnya aku pernah liat kamu di tv. tapi pas ndeprok nunggu narasumber hihiii
ReplyDeleteah mba nayy, itu posisi terenak dan ternyaman selama liputan. ndeprok. haha
Delete