BELITUNG DAY #1 - JELAJAH BELITUNG TIMUR
Beberapa bulan sebelum Yana dapet cuti tapi dia sudah mengonsepkan mau ambil cuti untuk liburan, di waktu itu lah saya juga mengungkapkan ‘ayo kita ke Belitung!’. Nggak tau kenapa, rasanya pengen banget bisa ke Belitung, main di pantainya yang biru, pasirnya yang putih dan segala kenikmatan surgawi bagi mata yang kadang ‘empet’ sama kerjaan alias butuh refreshing. Mestakung, beberapa bulan setelahnya, saya jadi ke Belitung yeay! Tapi nggak sama Yana lah! Itu cuma prolog aja haha.
(Akhirnya) Berangkat ke BELITUNG!
Hari Sabtu, tepatnya tanggal 27 Januari 2018, saya bersama
rekan-rekan media tetangga yang ‘independen terpercaya’ berangkat ke Belitung
dengan pesawat Nam Air jam 8.30 pagi dari Bandara Soekarno Hatta. Saya sendiri
memilih menuju bandara menggunakan kereta bandara (hahasekkk) yang memang
aksesnya dekat dari kosan. Nah setelah berkumpul semuanya di terminal 2F,
foto-fotolah kita. Hahaha.
Penerbangan dari Soetta menuju Bandara Internasional H.A.S.
Hanandjoeddin, Tanjung Pandan, sendiri menempuh waktu selama kurang lebih 1
jam. Untungnya nggak delayed. Begitu
sampai, kita sudah dijemput oleh @bmctourbelitung (travel yang sudah ditunjuk)
PAKAI BIS SODARA SODARA! Benar benar nampak seperti study tour karena memang kami berjumlah 16 orang hihi. Dari tim BMC
sendiri ada Mba Desi, Mas Eko dan Bang Rampet yang menjadi guide tour kami selama 3 hari 2 malam di Belitung ini. Kita juga diajarkan
sedikit bahasa Belitung untuk menanyakan kabar lho. Kurang lebih seperti ini
bunyinya, “ki ape kabare?” yang
kemudian akan dijawab “biaselah” alias
baik gitu (kalau nggak salah penulisannya ya haha).
Perjalanan di hari pertama kita mulai dengan menjelajah
kawasan Belitung Timur, kalau kata Mba Desi kita jalanin yang paling jauh dulu.
Dari Bandara menuju kawasan Belitung Timur ini, dengan tujuan pertama kita
yaitu Replika SD Laskar Pelangi, kurang lebih menempuh waktu 1 jam. Coba
bayangkan, dengan kondisi jalanan lengang, 1 jam itu berarti jaraknya jauh
banget (jelas beda kalau dibandingkan dengan Jakarta sih ya yang 1 jam baru
‘sekepretan’ aja). Tapi ternyata, 1 jam itu nggak berasa lho! Apa karena nggak
macet kali ya. Trus udah gitu kiri kanan kulihat saja banyak rumah dengan
halaman yang luas, pepohonan, perkebunan dan juga pertambangan.
Sekolah Di SD Laskar
Pelangi
Setelah satu jam yang tidak berasa karena sepanjang perjalanan
diputar lagu poco-poco (yang nantinya akan menjadi soundtrack sepanjang perjalanan di hari pertama guys!), sampailah kita di Replika SD
Muhammadiyah Laskar Pelangi Gantong. Kenapa replika? Karena katanya yang asli
udah nggak ada alias udah ambruk. Sementara replika sekolah ini diresmikan oleh Menteri
Pembangunan Daerah Tertinggal kala itu, Ir. H.A. Helmi Faisal Zaini pada 27
November 2010.
"Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan - Replika SD Laskar Pelangi, Belitung"
Sejauh mata memandang yang terlihat adalah hamparan pasir
putih (saya sarankan pakai kacamata biar matanya bisa melek) dan sebuah tiang
bendera di tengahnya. Pasir ini merupakan sisa-sisa penambangan timah di dekat
lokasi tersebut. Bangunan SD nya sendiri terdiri dari 2 ruang kelas, dengan
dinding papan yang catnya sudah pudar. Alas ruang kelasnya pun masih tanah dan
pasir sih. Kursi dan meja kayunya pun seadanya.
Yang menyenangkannya, begitu kita masuk ke kelasnya, kita
disambut oleh 4 orang anak yang menyanyikan lagu ‘Laskar Pelangi’-nya Nidji.
Salah satu anak yang saya sempat ajak bicara mengatakan bahwa dirinya dan
temannya memang kerap datang kemari sepulang sekolah (kalau saya tidak salah
ingat, dia sudah kelas 5 SD). Mereka ramah terhadap para wisatawan, menambah
‘greget’ suasana sekolah pokoknya!
Selanjutnya, sudah dapat dipastikan bahwa kami
mendokumentasikan setiap jengkal dari SD tersebut. Banyak sih. Tapi ndak bisa diunggah semuanya disini. Hahaha.
Mencoba Kopi Kuli Dekat Museum Kata Andrea Hirata
Nah, tujuan selanjutnya dari Belitung Trip ini adalah Museum Kata Andrea Hirata. Untuk masuk
museum ini, pengunjung diharuskan membayar tiket masuk seharga Rp 50 ribu. Tapi
saya dan Retna, temen saya dulu di sekolah lama yang sekarang sudah pindah ke
sebelah, memilih untuk nongkrong di warung kopi kuli samping museum.
Kenapa dinamakan kopi kuli? Konon katanya, di zaman dahulu
kala, para kuli ini biasa ngopi 3 hari sekali, yaitu saat pagi, istirahat siang
dan pas pulang menggali. Tradisi ini bahkan sudah dijalankan warga Belitung
sejak zaman Belanda lho. Sayangnya, saya bukan peminum kopi (memang nggak bisa
minum kopi sih hehe) jadi saat itu saya memesan es teh susu kuli. Hihi. Tapi
mengutip kata Retna, si anak kopi sejati, rasanya sih layaknya kopi susu pada
umumnya. Sementara teh susunya meski udah dikasih es batu rasanya manis banget.
Menikmati Gangan Ikan Belitung di Resto Fega
Udahan minum minum kopinya, kita bergeser ke restoran Fega
untuk makan siang. Dipikir-pikir emang udah mulai laper sih, meski di warung
kopi tadi sempet nyemil kerupuk yang suka ada di mie Aceh itu. Perjalanan dari
museum kata ke rumah makan sendiri menempuh sekitar 30 menit waktu perjalanan.
Di tengah perjalanan, kita juga sempat melewati Kampung Ahok (tapi ndak mampir
hihi). Kalau kata Mba Desi, di kampung Ahok ini ada sanggar batiknya lho.
Selain itu, mamanya Pak Ahok juga masih tinggal di rumah tersebut. Duh jadi
kangen Pak Ahok #eh.
Rumah Makan Fega sendiri memiliki desain layaknya kapal lengkap
dengan kemudi nahkodanya dan hamparan air (semacam danau kali ya) di depannya.
Terus juga ada dermaga ala ala nya gitu. Udah gitu yang saya suka, musholanya
juga bersih dan cukup lebar hihi.
Bicara soal menu makanannya, siang itu kami disajikan menu
ikan tenggiri bakar, cumi goreng tepung, cah kangkung, sate ayam dan makanan
khasnya yaitu Gangan Ikan Belitung. Semacam sup ikan dengan kuah berwarna kuning,
tapi bukan dari santan melainkan dari kunyit. Selain si ikan, di dalamnya juga
ada potongan buah nanas. Pas saya mencoba gangan tersebut, beeeeh lidah rasa
‘kesetrum’ karena rasanya asam udah gitu pedas. Seger sih sebenernya tapi ndak
kuat sama rasa asemnya. Huff.
ini penampakan Gangan Ikan Belitungnya, guys! |
Mandi di Pantai Burung Mandi
Di hari pertama ini, hanya satu pantai yang kami kunjungi
yaitu Pantai Burung Mandi yang berlokasi sekitar 20 kilometer dari Kota
Manggar. Konon katanya, banyak burung yang mandi di pantai ini makanya dikasih
nama Pantai Burung Mandi. Tapi sih saya nggak liat ada burung mandi kecuali Mas
Kancil yang tau tau udah nyebur aja, disusul Billy terus Mas Tommy. Hahaha.
Di sepanjang pinggir pantai, banyak perahu kater warna warni
punya nelayan setempat. Jadi pantainya keliatan warna-warni pinggirnya dengan
alas pasir putih yang halus banget nggak terlalu lengket di kulit (seenggaknya
yang saya rasain sih gitu hihi).
Pantai ini agak berbeda sih dengan
pantai-pantai yang ada di Belitung, yang ciri khasnya selalu memiliki batu batu
granit raksasa. Nah di pantai ini sama sekali nggak terlihat bebatuan itu,
garis pantainya pun landai~
Saya sih nggak mau basah-basahan. Nanti bawaannya makin berat.
Basahan cukup di hari kedua aja. Jadi begitu udah foto, langsung melipir lagi
duduk duduk sambil minum air kelapa deh.
Merapat ke Belitung
Barat
Sebenarnya kalau di rencana awal, sebelum menuju ke Belitung
Barat, tepatnya ke kawasan Tanjung Pandan, kita mau ke Pantai Tanjung Pendam
buat liat sunset. Sayangnya,
langitnya mendung jadi nggak dapet itu sunset,
matahari aja nongolnya malu-malu. Memang kata Mba Desi, baiknya ke Belitung itu
di bulan April sampai Agustus itu biar cerahnya maksimal, bisa dapet sunset maupun sunrise. Yodah tar kesana lagi ya! Haha.
Akhirnya perjalanan pun dilanjutkan ke Tanjung Pandan, tempat
kami makan malam dan beristirahat nantinya, yang menempuh waktu kurang lebih 2
jam. Agak jauh sih ya memang sampai sampai saya tidur cukup pulas tau tau udah
berhenti di ATM BCA dan minimarket (sesuai request
anak-anak yang mau ambil duit dan jajan cemilan). Oh ya, di Belitung ini sama
sekali nggak ada Indomaret atau Alfamart kaya di Jawa lho (yang tinggal ‘sekepretan’
ada terus sebelah sebelahan). Menurut Mba Desi, memang pemerintah setempat yang
melarang minimarket tersebut masuk ke Belitung. Tapi jangan khawatir karena
masih ada minimarket lokal yang nggak beda juga sama dua minimarket itu. Mungkin
tujuannya pemerintah setempat itu biar usaha lokal yang berjaya kali ya. Tak lupa
jajanlah kami mecin dan susu beruang. Yey!
Puas Makan Kepiting di
Restoran Dynasty
Dengan nyawa yang masih separo rasanya dan pakaian yang leceknya
karena udah dari pagi, kita dibawa makan malam di restoran yang... nampaknya...
semi formal. Dengan meja bundar. Dan tamu lain yang rapi. Tapi cuek aja ah yang
penting makan. Hahaha. Karena kami berenam belas, jadilah pakai 2 meja bundar. Begitu
menu satu persatu dikeluarkan, saya bersyukur duduk bersama orang-orang yang
tidak beringas makannya. Hahaha. Kidding hihi.
si kepiting saus padang penggoda iman |
ketam isi gurih nyoy~ |
Tiga lauk yang sungguh menggoda ada kepiting saos padang yang
sedari awal udah ‘ngawe-awe’,
kepiting isi (atau yang sering disebut ketam isi?), dan sop perut ikan. Sisanya
masih ada ikan gitu, sama tumis toge, sama asinan buah. Aduh nikmat! Makan
bener bener nggak sambil pegang hp karena semuanya ‘belepet motekin’ kepiting, ‘disrosot’,
atuhlah nikmat banget Alhamdulillah. Dagingnya empuk. Bumbunya juga meresap ke
dalam. Pun dengan ketam isinya biar lebih mirip teksturnya kaya otak-otak tapi
asli enak. Sementara sop perut ikannya seger banget. Perpaduan makan nikmat di
hari pertama. Lupakan diet! Bhay!
Layaknya anak anak dengan sebutan SMP alias sudah makan
pulang, setelah kenyang, kami langsung menuju hotel yang jaraknya sebenarnya
nggak sampai 10 menitan. Hotel tempat kami menginap namanya Hotel Mustika 2. Bukan
hotel berbintang memang, ya namanya juga ala ala backpacker kan. Da saya sih yang penting bisa tidur karena begitu
dapet kamar bareng Retna, kita bebersih lalu bersiap tidur karena esok harinya
kita jalan pagi. Liburan masih panjang hihi.
Oh ya, yang belum saya ceritakan di atas, @bmctourbelitung ini memang
menyediakan berbagai paket wisata, kalian bisa cek detailnya di website-nya disini. Atau bisa kepo-in instagramnya juga. Harga paketnya bisa menyesuaikan
keinginan kita mau nginepnya dimana. Mulai dari 950ribu sampai 2.4 juta untuk paket 3 hari 2 malam (kalo rombongan 16 orang dengan hotel non bintang kena di 1 juta). Cek aja deh ya detailnya karena harganya sudah pasti
beda-beda hihi. Klik aja sudah saya hubungkan dengan website-nya itu di atas haha.
Well, selamat merencanakan liburan ya! Happy reading yeay!
XOXO!
Za
PS.
Nah nanti di postingan selanjutnya, saya akan bercerita tentang
wisata bahari di Belitung, jelajah dari satu pulau ke pulau lainnya dengan
sejauh mata memandang itu lautan biru. Indah banget pokoknya! Tapi kalau yang ini sepertinya saya akan nunggu dokumentasi dari BMC nih karena mereka modalin dokumentasi yang ciamik banget hihi!
Untuk yang di postingan ini, dokumentasinya beragam, ada dari kamera saya, kamera Mas Tommy, Mas Abi dan Mas Al. Happy reading yaw!
Uhuyyyy! Ditunggu next cerita nya kakak :))
ReplyDeleteSiap kakak minggu depan ya haha
Deletebelitung memang indah ya
ReplyDeleteIndah banget mbaaa. Kalau punya waktu pengen kesana lagi. Tapi lebih pengen menjelajah bagian Indonesia yang lainnya juga sih hehe
DeleteKeren banget mbaak. Aku dari dulu mupeng ke belitung belum keturutan. Btw, aku tau blog ini gara2 mau nulis tentang sikembang. Dan pas tanya ke suami, ternyata dia kenal mvak karena tetanggaan di bogoran kauman batang. Salam kenal mbaaaak :D
ReplyDeleteayooo ayooo main ke Belitung! Aku seneng nih promosi wisata dalam negeri hehehe indah indah mba. Oh ya? wah siapa suaminya? Kita malah bertemu di dunia maya ya hehe. Salam kenal yaa~
DeleteVery nice trip, Kak! :D
ReplyDeleteBelitung memang menawarkan beragam pesona yang membahagiakan ya. Bikin pengen selalu balik kesana lagi :)
Menunggu cerita selanjutnya, Kak :D
nurullatif21.blogspot.com
Iyap betul sekali. Tapi penasaran juga sih dengan wisata wisata lain di Indonesia ini, yang indah indah banget hehe. Terima kasih ya Mba Nurul. Salam kenal hihi
Delete