[JOURNOLIFE] : CARI VOXPOP = NAWARIN DAGANGAN?

10:52 PM Nova Zakiya 0 Comments


Beberapa hari yang lalu, saat saya masih menunggu siang karena narasumber saya bisa diwawancara jam 4 sore, iseng saya buka instastory dan menemukan teman sekantor saya, update instastory-nya, tentang sulitnya mencari voxpop. Dipikir-pikir, memang iya sih, nyari voxpop kadang jauh lebih susah daripada bikin janji dengan orang kementerian. Padahal yang disasar literally masyarakat pada umumnya. Kenapa bisa gitu ya?

Memang Voxpop itu Apa Sih?
Voxpop merupakan singkatan dari Vox Populi yang berarti suara rakyat dari Bahasa Latin. Voxpop ini lebih ke kumpulan opini mayarakat tentang suatu topik, menggali suara masyarakat tentang sebuah tema dari sudut pandang yang berbeda. Tapi ini beda lho dengan wawancara ataupun survey, karena umumnya, wartawan hanya menanyakan satu pertanyaan saja ke 3 sampai 5 orang (baiknya memang ganjil, guys!).
Jadi kalau kalian pernah melihat sebuah tayangan yang berisi beberapa orang mengungkapkan pendapat mereka masing-masing, paling sekitar 20 sampai 30 detik, itulah yang dinamakan voxpop. Sebagai jurnalis, saat mencari voxpop pun kita harus berusaha netral, sebisa mungkin bisa mendapat suara yang pro dan juga kontra. Umumnya (lagi), voxpop dilakukan dengan mencegat orang (siapa saja) di tengah jalan atau di tempat umum, bukan tipikal yang janjian (pendapatnya spontan alias yang bukan latihan ya!). Hehe.

Dari Pengertiannya Terdengar Gampang, Lalu Dimana Susahnya?
Awalnya saya juga mikir seperti itu sih. Begitu liat plotingan, suruh cari voxpop, terus langsung santai, ‘ah voxpop ini, gampang lah,’. Karena di pikiran saya, cari orang yang mau dimintai pendapatnya paling lama sekitar 1 menit lah, tentang satu topik yang biasanya lagi hangat hangatnya saat itu, gampang. Apa susahnya kan ya ngasih pendapat singkat? Ya kan?
Tapi kenyataan berkata lain. Begitu pas turun ke lapangan, hampir sebagian besar menolak dengan alasan ‘saya buru-buru. Maaf ya. Yang lain aja’. Penolakan itu biasanya saya dapat ketika saya cari voxpop di pagi hari, jam orang berangkat kerja. Ya maklum biar sekali dayung bisa dapet dua tiga pulau, kita cari momen yang banyak orangnya. Seperti di jalanan Dukuh Atas tuh, banyak kan yang baru keluar stasiun Sudirman, terus nunggu moda transportasi lain di trotoarnya. Pada dasarnya saya berpikir, mumpung bisnya belum datang, bisa lah barang semenit kasih pendapat. Lalu saya berpikir kembali, OKE WAKTU YANG SAYA PILIH KURANG TEPAT.
Di lain waktu, dengan tema yang berbeda, saya coba cari voxpop di siang hari. Misal, di jam istirahat makan siang. Tapi hampir seringnya, respon yang didapat sama sih. Hmmm. Saya sendiri sih belum pernah coba cari voxpop sore-sore karena memang jarang dapet shift siang.
Kemudian saya (dan mungkin beberapa jurnalis yang lain) merasa... seperti... kang dagang yang menjajakan dagangannya tapi ndak banyak yang tertarik dengan dagangannya. Bahkan pernah pas saya cari voxpop soal ‘lebih memilih naik kendaraan pribadi atau transportasi umum?’ di jalan raya (tepatnya di lampu merah), belum juga sampai ketok kaca, yang di dalam sudah terlihat mengacungkan tangan tanda menolak. Lantas saya semakin merasa seperti... tukang mainan di lampu merah yang sering ditolakin. Huff. đŸ’”

Berbagai Alasan Orang Menolak Voxpop
Reaksi orang memang berbeda-beda sih, apalagi saat lihat kamera. Ada yang senang, ada yang takut bagaikan melihat debt collector atau mantan atau bahkan hantu. Huff. Yang senang, biasanya santai santai saja pas kita samperin dan ajukan pertanyaan. Yang takut, jalannya langsung dipercepat atau langsung kabur dari tempat duduknya. Haha.
Alasannya pun bermacam-macam. Kurang lebih demikian yang bisa dirangkum,

“Aduh Mbak, aku nggak tau soal (isu) itu. nggak baca. Nggak deh ya,” – hmmm beklah đŸ˜”
“ Yah Mbak, saya nggak paham nih. Takut salah,” – padahal kalau salah nggak disetrap atau dikurangin nilainya juga wong bukan ujian đŸ˜‘
“Maaf Mbak, yang lain aja ya,” – tapi semua pada nolak mbak đŸ’” 
“Saya buru-buru. Udah telat,” - *brb liat jam* *masih jam setengah 7 pagi* đŸ˜’
“Aduh saya takut masuk TV mbak,” – padahal nggak muat masuk TV Mbak đŸ˜‘
“Aduh jangan di-record deh,” - .... *speechless* đŸ˜¶
“Yah Mbak, aku lagi jelek banget nih. Nggak deh ya, malu,” -  ... *masih speechless* đŸ˜¶
“...” (sambil nolak pake tangan) đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”

Memang sih, ada hak untuk menolak diwawancarai, tapi ya nggak gini juga.

Apa Fungsinya Voxpop?
Padahal ya, mungkin yang banyak orang tidak tahu, kita membutuhkan suara dan pendapat masyarakat tersebut sebagai bentuk apresiasi ataupun bahan koreksi serta evaluasi suatu kebijakan pemerintah. Atau bisa juga mengungkap fenomena yang mungkin belum banyak orang tahu dan menjadi masukan bagi pemerintah. Karena tidak semua kejadian berawal dari hal-hal yang sudah diungkap oleh pihak berwajib, atau evaluasi tidak hanya dilakukan oleh pejabat-pejabat saja. Bahkan perubahan bisa dimulai dari hal-hal kecil lho, seperti contohnya dari suara masyarakat ini. Kita juga punya hak untuk mengungkapkan pendapat seperti yang tertuang pada Undang Undang Dasar 1945 pasal 28E ayat (3), “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.” Tuh guys, kita dijamin kok untuk mengemukakan pendapat, jadi nggak usah takut.
Mengemukakan pendapat sendiri tidak ada patokan salah atau benar, karena murni apa yang diungkapkan adalah apa yang terdapat dalam top of mind setiap orang. Selain itu, yang akan ditayangkan hanya sekitar 20 sampai 30 detik, ya mentok di 1 menit. Nggak lebih. Jadi, jangan takut kalau liat kamera ya apalagi takut disorot buat program TV yang durasinya hanya sebentar itu, bahkan dengan alasan “aduh mbak saya jelek” hehe. Tapi saya yakin, nggak semuanya begitu kok. Mungkin saya aja yang lagi ketemunya sama yang begitu. Hahaha.
Jadi gunakanlah hak berpendapat kalian dengan sebaik mungkin, karena siapa tahu, pendapat kalian bisa membantu Indonesia menjadi lebih baik lagi. Yeay!
Anyway, tepat di tanggal 9 Februari ini, saya ingin mengucapkan selamat hari pers nasional untuk semua rekan-rekan media ya! Tetap menjadi media yang informatif demi kemajuan bangsa dan negara. haseeek~

XOXO!
Za

0 comments: