[JOURNOLIFE] : CARI VOXPOP = NAWARIN DAGANGAN?
Beberapa hari yang lalu, saat saya masih menunggu siang karena narasumber saya bisa diwawancara jam 4 sore, iseng saya buka instastory dan menemukan teman sekantor saya, update instastory-nya, tentang sulitnya mencari voxpop. Dipikir-pikir,
memang iya sih, nyari voxpop kadang jauh lebih susah daripada bikin janji
dengan orang kementerian. Padahal yang disasar literally masyarakat pada umumnya. Kenapa bisa gitu ya?
Memang Voxpop itu Apa Sih?
Voxpop merupakan
singkatan dari Vox Populi yang
berarti suara rakyat dari Bahasa Latin. Voxpop ini lebih ke kumpulan opini
mayarakat tentang suatu topik, menggali suara masyarakat tentang sebuah tema
dari sudut pandang yang berbeda. Tapi ini beda lho dengan wawancara ataupun
survey, karena umumnya, wartawan hanya menanyakan satu pertanyaan saja ke 3 sampai 5 orang (baiknya memang ganjil, guys!).
Jadi kalau kalian pernah melihat sebuah tayangan yang berisi
beberapa orang mengungkapkan pendapat mereka masing-masing, paling sekitar 20
sampai 30 detik, itulah yang dinamakan voxpop.
Sebagai jurnalis, saat mencari voxpop pun
kita harus berusaha netral, sebisa mungkin bisa mendapat suara yang pro dan juga kontra. Umumnya (lagi),
voxpop dilakukan dengan mencegat
orang (siapa saja) di tengah jalan atau di tempat umum, bukan tipikal yang
janjian (pendapatnya spontan alias yang bukan latihan ya!). Hehe.
Dari Pengertiannya Terdengar Gampang, Lalu Dimana Susahnya?
Awalnya saya juga mikir seperti itu sih. Begitu liat
plotingan, suruh cari voxpop, terus
langsung santai, ‘ah voxpop ini, gampang
lah,’. Karena di pikiran saya, cari orang yang mau dimintai pendapatnya
paling lama sekitar 1 menit lah, tentang satu topik yang biasanya lagi hangat
hangatnya saat itu, gampang. Apa susahnya kan ya ngasih pendapat singkat? Ya kan?
Tapi kenyataan berkata lain. Begitu pas turun ke lapangan,
hampir sebagian besar menolak dengan alasan ‘saya buru-buru. Maaf ya. Yang lain
aja’. Penolakan itu biasanya saya dapat ketika saya cari voxpop di pagi hari, jam orang berangkat kerja. Ya maklum biar
sekali dayung bisa dapet dua tiga pulau, kita cari momen yang banyak orangnya. Seperti
di jalanan Dukuh Atas tuh, banyak kan yang baru keluar stasiun Sudirman, terus
nunggu moda transportasi lain di trotoarnya. Pada dasarnya saya berpikir,
mumpung bisnya belum datang, bisa lah barang semenit kasih pendapat. Lalu saya
berpikir kembali, OKE WAKTU YANG SAYA PILIH KURANG TEPAT.
Di lain waktu, dengan tema yang berbeda, saya coba cari voxpop di siang hari. Misal, di jam
istirahat makan siang. Tapi hampir seringnya, respon yang didapat sama sih. Hmmm.
Saya sendiri sih belum pernah coba cari voxpop
sore-sore karena memang jarang dapet shift
siang.
Kemudian saya (dan mungkin beberapa jurnalis yang lain)
merasa... seperti... kang dagang yang menjajakan dagangannya tapi ndak banyak
yang tertarik dengan dagangannya. Bahkan pernah pas saya cari voxpop soal ‘lebih memilih naik
kendaraan pribadi atau transportasi umum?’ di jalan raya (tepatnya di lampu merah),
belum juga sampai ketok kaca, yang di dalam sudah terlihat mengacungkan tangan
tanda menolak. Lantas saya semakin merasa seperti... tukang mainan di lampu
merah yang sering ditolakin. Huff. đŸ’”
Berbagai Alasan Orang Menolak Voxpop
Reaksi orang memang berbeda-beda sih, apalagi saat lihat
kamera. Ada yang senang, ada yang takut bagaikan melihat debt collector atau mantan atau bahkan hantu. Huff. Yang senang, biasanya
santai santai saja pas kita samperin dan ajukan pertanyaan. Yang takut,
jalannya langsung dipercepat atau langsung kabur dari tempat duduknya. Haha.
Alasannya pun bermacam-macam. Kurang lebih demikian yang bisa
dirangkum,
“Aduh Mbak, aku nggak tau soal (isu) itu. nggak baca. Nggak deh ya,” – hmmm beklah đŸ˜”
“ Yah Mbak, saya nggak paham nih. Takut salah,” – padahal kalau salah nggak disetrap atau dikurangin nilainya juga wong bukan ujian đŸ˜‘
“Maaf Mbak, yang lain aja ya,” – tapi semua pada nolak mbak đŸ’”
“Saya buru-buru. Udah telat,” - *brb liat jam* *masih jam setengah 7 pagi* đŸ˜’
“Aduh saya takut masuk TV mbak,” – padahal nggak muat masuk TV Mbak đŸ˜‘
“Aduh jangan di-record deh,” - .... *speechless* đŸ˜¶
“Yah Mbak, aku lagi jelek banget nih. Nggak deh ya, malu,” - ... *masih speechless* đŸ˜¶
“...” (sambil nolak pake tangan) đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”đŸ’”
Memang sih, ada hak untuk menolak diwawancarai, tapi ya nggak
gini juga.
Apa Fungsinya Voxpop?
Padahal ya, mungkin yang banyak orang tidak tahu, kita
membutuhkan suara dan pendapat masyarakat tersebut sebagai bentuk apresiasi
ataupun bahan koreksi serta evaluasi suatu kebijakan pemerintah. Atau bisa juga
mengungkap fenomena yang mungkin belum banyak orang tahu dan menjadi masukan
bagi pemerintah. Karena tidak semua kejadian berawal dari hal-hal yang sudah
diungkap oleh pihak berwajib, atau evaluasi tidak hanya dilakukan oleh
pejabat-pejabat saja. Bahkan perubahan bisa dimulai dari hal-hal kecil lho, seperti contohnya dari suara masyarakat ini. Kita juga punya hak untuk mengungkapkan pendapat seperti
yang tertuang pada Undang Undang Dasar 1945 pasal 28E ayat (3), “Setiap orang
berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.” Tuh guys, kita dijamin kok untuk
mengemukakan pendapat, jadi nggak usah takut.
Mengemukakan pendapat sendiri tidak ada patokan salah atau
benar, karena murni apa yang diungkapkan adalah apa yang terdapat dalam top of mind setiap orang. Selain itu,
yang akan ditayangkan hanya sekitar 20 sampai 30 detik, ya mentok di 1 menit. Nggak
lebih. Jadi, jangan takut kalau liat kamera ya apalagi takut disorot buat
program TV yang durasinya hanya sebentar itu, bahkan dengan alasan “aduh mbak
saya jelek” hehe. Tapi saya yakin, nggak semuanya begitu kok. Mungkin saya aja yang lagi ketemunya sama yang begitu. Hahaha.
Jadi gunakanlah hak berpendapat kalian dengan sebaik mungkin,
karena siapa tahu, pendapat kalian bisa membantu Indonesia menjadi lebih baik
lagi. Yeay!
Anyway, tepat di tanggal 9 Februari ini, saya ingin mengucapkan selamat hari
pers nasional untuk semua rekan-rekan media ya! Tetap menjadi media yang informatif demi kemajuan bangsa dan negara. haseeek~
XOXO!
Za
0 comments: