Wisata Gardu Pandang Sri Gunung Batang
Beberapa hari sebelum saya cuti buat pulang
ke rumah, partner travelling saya,
Ayu, tetiba mengirim pesan yang dilengkapi foto ber-caption, “nggak pulang, Mbak?”. Foto itu tak lain dan tak bukan
adalah tempat wisata yang lagi happening
di Batang, Jawa Tengah. Salah satunya adalah wisata gardu pandang Sri Gunung
yang terletak di daerah Banyuputih. Hmmm. Sepertinya jauh pemirsa. Tapi tak
apa, karena foto yang lainnya saya sudah pernah kesana, kayak Sikembang Langit
yang tambah obyek fotonya gitu deh. Plus, saya di rumah cuma 4 hari, jadi ndak
bisa menjelajah banyak-banyak karena lebih pengen banyak di rumahnya aja.
Di sela 4 hari itu, akhirnya diputuskan untuk
meninjau (ceilee ninjau banget haha) kawasan Sri Gunung pada hari Sabtu (24/3),
pas Ayu libur. Tadinya, orangtua saya juga pengen ikut (pengen liburan sama
anaknya huhu), hanya saja batal karena ada kewajiban lain. Huff.
How to go there...
Memang kawasan wisata ini kayaknya lagi ramai
jadi perbincangan netizen di Batang, karena hampir semua akun wisata Batang posting-nya foto-foto wisata di Sri
Gunung. Yahaha makin penasaran dong ya. Di bayangan saya dari cerita Abah (re:
bapak saya), lokasinya ini jauuuuuh banget. Dan ternyata setelah dijalani. Memang
jauh, guys!
Saya dan Ayu berangkat dari rumah sekitar jam
8.30-an gitu, naik motor biasa. Dengan kecepatan rata-rata 50-60 km/jam, kami
sampai lokasi itu sekitar jam 9.40 WIB (patokannya kami berangkat dari Alun-Alun
Batang aja itung waktunya haha). Tapi itu diselingi macet sedikit karena ada
muatan truk yang jatuh dan juga isi bensin. Saya pribadi memang agak
ngeri-ngeri sedap sih kalau mau ngebut, soalnya banyak truk atau bus-bus besar
yang melintas juga di jalan utama. Iya, ini di jalur Pantura. Yang buat mudik
itu. Haha.
Kalau masih kecil kecil gini pohonnya, pertanda sudah masuk Desa Kedawung nih |
Kalau kalian pernah baca cerita saya tentang
wisata Jembatan Buntu Sengon di Subah, nah itu masih lanjut lagi ke timur. Atau lebih gampangnya, jalur Pantura arah ke Semarang deh. Patokannya
Terminal Banyuputih (di sebelah kanan jalan kalo dari arah Barat ya) sama Pos
Polisi 03 Polres Batang (di kiri jalan). Nah nggak jauh dari situ, setelah
lewat jembatan, ada sebuah jalan ke kiri yang ada petunjuk jalan ke Sri Gunung
gitu. Masuk ke dalemnya kurang lebih 1,5 km. Kanan kiri isinya pepohonan jadi
berasa naik motor di tengah hutan gitu sampai ketemu tanda masuk Desa Kedawung.
Udah sampai? Tentu belum dong haha.
Namanya juga Gardu Pandang, otomatis
lokasinya ada di atas bukit. Jadi setelah ketemu tanda masuk desa, ada penunjuk
jalan lagi yang mengarahkan kita untuk berbelok ke kanan menaiki bukit. Jalannya
lumayan terjal dan curam. Kalau dilihat sih sepertinya hanya muat 1 mobil aja. Beneran
kudu hati-hati sih naiknya karena jalannya belum terlalu mulus. Beberapa masih
jalur tanah gitu. Butuh konsentrasi yang tinggi!
Kondisi jalanan di bawah nih sebelum menanjak curam |
Kondisi jalanan di atas hampir sampai yuhuuu |
Kurang lebih 500 meter naik ke atas bukit
itu, sampailah kita ketika kita melihat ada tulisan Sri Gunung yang tentu saja
jadi objek foto utama pengunjung (seperti di foto pertama saya yang di atas itu) haha.
Tentang Biaya Masuk dan Parkir
Baru lewat 10 menit dari jam setengah 10,
tapi parkiran motor sudah cukup ramai saat itu. Ada beberapa mobil juga sudah
terparkir di area tersebut. Benar-benar lagi hits ini sih! Kalau menurut pedagang di area itu (tempat saya jajan
bakso bakar), wisata Gardu Pandang Sri Gunung ini memang buka dari jam 6 pagi
untuk hari biasa dan dari subuh kalau weekend.
Katanya, ngejar sunrise gitu. Hmmm. Kalau tutupnya, biasanya sih Maghrib itu udah mulai sepi. Iya sih, kayanya kalau malem agak agak serem gimana gitu naik ke atas bukitnya, soalnya minim penerangan.
Untuk parkir dan biaya masuk sendiri, kami
dikenakan Rp 8000,- dengan rincian Rp 2000,- untuk parkir motor dan Rp 3000,-
untuk biaya masuk seorang (karena kami berdua jadi kena Rp 6000 gitu lho hihi).
Yaaa masih terhitung murah lah ya.
Ada Apa Aja sih di Sri Gunung?
Ada banyak bunga. Hahaha. Dari awal masuk,
memang kita sudah disambut hamparan bunga jengger ayam lilin atau nama latinnya
Celosia argentea berwarna merah dan
kuning. Ada bunga matahari juga sih, tapi nggak sebanyak jengger ayam lilin ini.
Masih di area pintu masuk, ada semacam papan
penunjuk gitu tentang apa saja yang ada di kawasan ini. Seperti, ada gardu
pandang (iya dong kan namanya Wisata Gardu Pandang Sri Gunung), jembatan cinta,
taman lope-lope dan area madiyang (kayaknya sih plesetan untuk area makan
gitu). Untuk menjangkau ke area-area tersebut (kecuali area makan ya), kita
sudah disambut tangga-tangga yang menanti untuk kita tapaki.
Soal pemandangan, beuh jangan ditanya. Selain
bisa berfoto dengan bunga-bunga yang ada di sini (tentu jangan diinjak apalagi
dirusak ya), kita juga bisa berfoto dengan pemandangan hamparan perbukitan di
belakang yang hijau.
Niatnya pengen bikin foto ala ala Rich Brian di MV Glow like dat. Tapi apa daya bunganya nggak sebanyak itu hihi |
Sejauh mata memandang~~~ |
Foto dengan background
ini butuh effort, eh lebih tepatnya
kesabaran karena fotonya diambil di Jembatan Cinta dan objek foto yang ini
favorit banget sehingga antreannya lumayan panjang (buat gantian). Gimanapun juga
demi keselamatan, jembatan ini maksimal bisa dinaiki hanya 20 orang. Ya intinya, kalau sudah terlihat penuh disitu, jangan dipaksain naik cuma
demi foto yang indah ya! Utamakan keselamatan~
Supaya tidak tertiup angin kencang haha |
Maka inilah yang dinamakan jembatan cinta, guys |
Butuh properti buat foto di jembatan? Tenang semua ada haha |
Soal fasilitas, ada banyak saung-saung gitu
untuk kita istirahat misal kalau capek. Tapi, dengan jumlah pengunjung yang
cukup banyak begini, ya jangan berharap banyak aja bisa dapet salah satu
saungnya buat leyeh leyeh.
Nah ini taman lope lope nya nih haha |
Jangan sedih, karena masih ada bangku bangku juga
sih kalau ndak dapet saung. Terus ada
juga flying fox di area ini. Sayangnya,
pas saya kesana, ndak operasi gitu flying
fox-nya karena nggak ada yang jaga haha.
Tempat sampah dan pemberitahuan untuk tidak
membuang sampah sembarangan dan merusak tanaman juga sudah cukup tersedia di
area ini. Udah gitu, ndak perlu repot mikirin mau sholat dimana karena tersedia
mushola juga di area ini. Mau ke toilet? Ada juga dong. Jadi lumayan lengkap
sih.
Nah kalau udah banyak energi yang terbuang
karena naikin tangga-tangga (lebay haha) dan foto-foto, kita bisa mampir ke
warung-warung yang tersedia disini. Mulai dari cemilan macem ciki-cikian, makan
berat sampai minuman es juga ada dong. Ndak perlu khawatir kelaperan pokoknya
sih hihi.
Kalau laper makan ya, jangan tawa tawa aja haha |
Pesan dan Kesan...
BAGUS. Tapi beberapa ndak sebagus di foto sih
haha. Gimana angle fotonya aja
ternyata. Saya quote kalimat ini dari
pedagang bakso bakar tempat saya jajan. Katanya, “ini karena masih rame aja
neng di Instagram, orang pada update disini.
Padahal tempatnya ya cuma segini,”.
Iya sih memang cuma segitu dan obyek fotonya juga itu itu aja, tapi menurut saya
lumayan lah untuk refreshing
sekali-kali pas lagi di rumah. Mata bisa dimanjain dengan pemandangan yang
berwarna-warni, dikelilingi nuansa alam, dan kalau jeli kita bisa liat Laut
Jawa lho dari tempat ini! Maklum, selama ini sering liatnya gedung-gedungan
mulu. Beneran lumayan lah buat ngisi feed
Instagram dan isi materi di blog juga haha.
Itu yang saya tunjuk Laut Jawa. Keliatan ndak? |
Soal pengelolaan, kemarin saya nggak ketemu
sama pengelolanya. Kalau di papan sih kawasan ini milik PTPN IX Divisi Tanaman
Tahunan Kebun Siluwok. Mungkin ada kerjasama juga dengan warga sekitar kali ya,
jadi kan bisa membantu perekonomian warga juga hihi. Opini saya lho ini karena
saya ndak dapet soundbite dari
pengelola hehe.
Saya pribadi sih rekomendasiin ke kalian
untuk datang ke tempat ini. Lumayan lah jadi kalau pas lagi mampir ke Batang,
nggak cuma mainnya di Pantai Ujung Negoro atau Kebun Teh Pagilaran aja. Tapi saya
saranin datengnya pagian aja biar nggak panas-panas banget atau malah bisa jadi
ujan pas udah sorean. Yuk mampir!
Anyway,
sampai jumpa di jalan-jalan berikutnya ya!
XOXO!
Za
PS.
Foto saya ambil menggunakan kamera Sony A6000.
Kalau ada foto saya yang ‘nyangklong’
kamera, itu saya difoto Ayu pake Canon M10. Kemajuan ya kita jalan-jalannya
bawa mirrorless haha. Dan semua foto disini ndak saya pake-in filter ya biar liat warna aslinya juga yeay!
Syarat utama tempat wisata, apalagi wisata baru, di Indonesia memang harus IG-able dulu, ya buat narik massa.
ReplyDeleteBtw, ini kalau naik angkutan umum nggak bisa, ya?
Wow.. Keren..
ReplyDeleteSelain taman bunganya, pemandangan terbuka ke pegunungan juga bagus... Ternyata di Batang ada juga yg kayak gini.. hehe
Untuk lokasinya coba embed dari Google Map mbak.. Biar gampang nunjukin lokasinya..